3 KATEGORI UMUM PRINTER DTG (DIRECT TO GARMENT)

Di tengah maraknya aplikasi digital printing dengan berbagai produk, tak dapat dipungkiri, kaos t-shirt pun dapat dicetak dengan mesin cetak digital.

Akan tetapi di pasar tersedia berbagai jenis mesin printer DTG atau Direct To Garment, dari mulai harga mesin di bawah 15 juta rupiah sampai di atas 250 juta rupiah. Jadi, bagaimana memilihnya?

Memilih printer DTG yang tepat:

3 KATEGORI UMUM PRINTER DTG (DIRECT TO GARMENT)

1. Mesin yang berasal dari printer desktop yang dimodifikasi menjadi bentuk Flatbed - seringkali mesin-mesin ini dikembangkan untuk mencetak benda yang keras seperti lantai keramik, akrilik dan lain-lain. Tinta yang digunakan biasanya tinta berbasis Solven atau tinta berbasis air, yang digunakan sebagai treatment awal atau akhir.

Semua generasi pertama dari printer yang langsung ke garmen, masuk dalam kategori ini. Contoh yang utama adalah Original Fast T-Jet dan Fast T-Jet II - yang menggunakan flatbed yang sudah ada. Printer yang kokoh dengan sistem tangki tinta khusus bagi digital textile ditambah dengan tambahan papan untuk memegang pakaiannya.

Generasi kedua dari printer jenis ini sudah dimodifikasi oleh pabrik untuk memenuhi keperluan khusus seperti sensor untuk mengenali ketebalan bahan, sistem tinta on-bulk, pompa tinta dan lainnya. Contoh dari printer ini adalah DTG Kiosk.
 

2.Printer ukuran desktop atau lebih besar dimodifikasi dan dibuat khusus untuk mencetak di atas pakaian - contohnya adalah DTG HM-1, HM-1C. mesin ini dilengkapi fitur-fitur khusus didesain untuk mengatasi tantangan pada saat mencetak pakaian.

Fitur tersebut termasuk sistem untuk mengatur pemakaian tinta putih dengan lebih baik, penambahan luas bidang cetak, pembersihan print-head secara otomatis, sistem tinta bertekanan dan pencegah debu tinta beterbangan. Mesin ini masih digunakan selama menunggu perbaikan desain dari printer generasi pertama dan kedua.
 

3.Kategori ketiga adalah printer yang langsung mencetak ke garmen. Mesin ini biasanya direkayasa dari mesin yang sudah ada dengan menggunakan printhead dengan standar industri dan teknnologi cetaknya sudah dipatenkan.

Umumnya mesin ini mampu menghasilkan jumlah pakaian lebih banyak dibandingkan mesin hasil modifikasi dan harganya pun pasti berbeda. Dengan jumlah printhead industri yang lebih banyak akan memberikan titik tinta dengan resolusi lebih tinggi yang berdampak pada keseluruhan hasil cetak.

Selain dari sisi mesin. Pertanyaan serius lagi bagi Sobat sekalian adalah menghitung berapa lama Sobat medapatkan pengembalian investasinya atau istilah kerennya BEP. Umumnya cetak DTG akan kembali bila keuntungannya 50ribu - 60 ribu rupiah.

Jangan lupa dukungan pelatihan, garansi FAQ atau tanya jawab serta website untuk dukungan pengunduhan software terbaru.

Demikian beberapa cara untuk memilih printer Direct To Garment semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2